-->
w
| Tentang | Ketentuan| Privacy & Policy | Disclaimer | | Alamat : Jalan Desa Harapan Sudirman No. 71A Duri Riau 28884 |
| ☎ Call / Chat Wa : 0853 6582 0822 | ✉ Email :admin@duririau.com |

Kami menjual Rumah Siap Huni, Kaplingan Strategis, juga menerima Borongan Bangunan




Harga Promo Khusus Member, Ayo bergabung, S & K Berlaku



Popular Post

Minggu, 12 Desember 2010

PUTRI INDONESIA " DIMATA IBU KANDUNG " ADALAH ANAK DURHAKA

Ibunda Sebut Qory Sandioriva Anak Durhaka

  

ORANG TUA QORY


Detail Berita
Qory Sandioriva.

HEBATNYA HASIL PEMILIHAN PUTRI INDONESIA YANG KATANYA ?
UNGGUL DI SEGALA SEGI TERNYATA
HANYA ANAK DURHAKA,
PEMILIHAN ATAU KONTESTAN YANG HANYA SEBAGAI AJANG 
EXPLOITASI DAN PERDAGANGAN TUBUH WANITA
MENIRU BUDAYA BARAT YANG BOBROK
" INDONESIA SEKARANG TANPA KEPRIBADIAN "
DUTA PARIWISATA APAAN ?
Para Orangtua harus STOP Anak mereka yang akan ikut
Ajang atau Kontes sejenis...
KALAUPUN ADA PEMILIHAN
BIBIT UNGGUL/PELAJAR VERSI INDONESIA, 
JANGAN DIKAITKAN DENGAN
AJANG MISS UNIVERSE DAN SEJENIS..
YANG HANYA DOMINAN EXPLOITASI TUBUH
DULU DILARANG...
 " SEKARANG DENGAN UANG SEMUA BUNGKAM "

JAKARTA - Apa kabar Qory Sandioriva setelah melepas mahkota Puteri Indonesia 2009?
Ternyata, perseteruan dengan ibu kandungnya sendiri, Fariawaty, belum juga usai.

Bahkan ibunya menyebut mahasiswa tahun pertama Jurusan Sastra Prancis Universitas Indonesia ini sebagai anak durhaka.

“Dia sudah jadi orang sombong, dia anak durhaka, dan saya tidak pernah menyangka,” ucapnya ketus saat dihubungi wartawan lewat telepon, Kamis (9/12/2010).

Fariawaty belum mendapat kabar keberadaan putrinya tersebut. Sejak selesai tugas sebagai Puteri Indonesia, Qory malah semakin jauh dari keluarga.

“Saya belum dapat keberadaan dia sampai saat ini, tinggal di mana saya enggak tahu. Saya pasrah saja,” tandasnya.

Perseteruan Qory dan ibunda mulai terkuak sejak kepulangannya dari ajang Miss Universe 2010.
Fariawaty menggelar jumpa pers untuk memperjuangkan diri bertemu dengan Qory.

Sejak pulang dari Las Vegas, Amerika Serikat, Qory tidak pernah menghubungi orangtuanya lagi. Menurut kedua orangtuanya, Qory terkena guna-guna oleh seseorang berinisial R.

Ibunda Qory, Fariawaty mengatakan terakhir bertemu Qory sewaktu mengantar ke bandara sebelum mengikuti ajang Miss Universe, Jumat, 6 Agustus 2010. Menurutnya, perubahan Qory sebenarnya sudah disadari ibunda sejak anaknya tersebut belum menyandang gelar Puteri Indonesia 2009.

Sumber : Yahoo News

RIWAYAT PERILAKU SANG PUTRI :

Karena sering melakukan semedi dan bakar dupa yang diduga mengamalkan ilmu fengsui, orang tua Qory Sandioriva berencana meruqyahkan anaknya. Kejadian ini berawal dari gunjang-ganjing keluarga mereka yang diduga Qory kena guna-guna dari lelaki berinisial 'R' yang berprofesi sebagai paranormal.
Awal pertemuannya dengan R tanpa disengaja dan kedua ibu anak itu tidak pernah kenal. Pada saat Fariyawati menjemput Qory pulang sekolah (SMA), Qory yang bermaksud makan dan ibu nya hendak ke salon, mereka didatangi oleh seorang pria.
..."Si R langsung bilang ke saya, "anak kamu kalau nggak saya beresin bisa gila. "Apa maksud kamu, kamu hati-hati ya ngomongnya, kalau nggak saya akan kejar kamu sampai liang lahat"...
"Si R langsung bilang ke saya, "anak kamu kalau nggak saya beresin bisa gila. "Apa maksud kamu, kamu hati-hati ya ngomongnya, kalau nggak saya akan kejar kamu sampai liang lahat. Terus saya jadi prihatin melihat Qory," jelas Fariyawati di bilangan Pondok Indah, Senin (6/9/2010).

Qory berjanji tidak akan pernah bertemu lagi dengan si R. Suatu hari waktu Qory di rawat di rumah sakit, sang ibu menemukan SMS. Isinya merupakan perintah yang diberikan untuk Qory.

"Saya melihat SMS masuk, namanya dari mister R berubah namanya menjadi mister Vino. Di SMS itu Qory suruh melepas burung pipit. Awalnya saya diam saja, tapi kelamaan Qory telah berubah dan dia terus mengikuti perintah si R," beber Fariyawati.

Kedekatan Qory bukan hal yang lazim. Perilaku seorang anak, 1 kali 24 jam selalu mengikuti petunjuk mister R. Bahkan setelah pulang dari ajang Miss Universe, kontestan yang mewakili Indonesia tersebut belum bertemu dengan kedua orangtuanya.
Sering Semedi dan Bakar Dupa
Tingkah laku Qory Sandioriva makin aneh sejak berkenalan dengan R (inisial) yang diduga menyantet dan memberikan ilmu guna-guna pada anak pasangan Dicky Jatmika Ustama dan Fariyawati.

Orangtua Qory terakhir bertemu tanggal 6 Agustus 2010 ketika mau berangkat ke Las Vegas mengikuti Miss Universe mewakili Indonesia, satu satunya.

Pulang dari Las Vegas pun, Qory hanya pulang ke rumah orang tuanya mengambil pakaian kemudian pergi ke apartemennya di Rasuna Said. Hingga kini anak dan orangtua itu tak pernah ketemu lagi.
..."Qory sering diperintah oleh R. Suruh melepaskan belut dan kura-kura, dilepas di sungai yang berjalan. Suruh melepas burung pipit. Dia juga sering membakar dupa dan bersemedi" ucapnya"...
"Qory sering diperintah oleh R. Suruh melepaskan belut dan kura-kura, dilepas di sungai yang berjalan. Suruh melepas burung pipit. Dia juga sering membakar dupa dan bersemedi" ucap ibu dari Qory Sandioriva, di bilangan Pondok Indah, Senin (6/9/2010).

Sejak ada banyak perintah dari R, sang ibu selalu melarangnya untuk berhubungan dengannya. Namun Qory marah, membuat keretakan hubungan antara anak dengan orangtua.

"Qory jarang angkat telepon, kalau ada keperluan saja dia ngangkat telepon. Dia marah kalau saya kasih tahu jangan berhubungan dengan si R" papar ibu dari Puteri Indonesia 2009.

Orangtuanya ingin segera Qory Sandioriva terbebas dari pengaruh ilmu sesat itu.  Karena sejak mengikuti "perintah" si R itu tingkah laku Qory seperti bukan lagi anak yang nurut. Tidak sopan, tidak mengikuti apa kata mamanya dan jarang melakukan shalat walau sudah disiapkan sajadah oleh ibundanya.

Pernah suatu ketika Fariyawati menemukan tasnya R ternyata berisi jimat jimat yang sering dikasihkan ke Qory anak kesayangannya itu. Kini Qory Sandioriva masih duduk di semester III Fakultas Sastra jurusan Sastra Perancis UI.
Berubah Drastis, Qory Akan Dirukyah
Rupanya kekhawatiran Fariyawati ibunda Qory Sandioriva tidak main-main terkait perubahan sikap anaknya yang terasa aneh. Putri Indonesia 2009 itu sering semedi dan membakar dupa serta tidak mau mendengarkan saran orangtuanya.

Yang diikuti hanya perintah si R saja tanpa mempedulikan kepedihan hati orangtuanya. Perubahan sikap ini dinilai oleh orangtuanya sabagai hal yang tidak wajar. Semua perintah R seperti menghipnosisnya sehingga dilakukan dengan semangat. Sedangkan nasihat orangtuanya sama sekali tidak diindahkan Qory.
..."Saya punya prinsip agama, bukannya nggak mau menjemput dia. Saya akan mencoba rukiah. Dia sudah melarang untuk tidak mengajak saya ke dukun"...
Bahkan Qory Sandioriva yang dulu sangat santun dan hormat kini sudah berani memaki ayah dan ibundanya melalui telepon.  Atas semua perbuahan itu, orangtuanya akan merukiah (dibersihkan jiwanya dari gangguan guna-guna) dengan metode agama Islam.

"Qory waktu itu pernah menelepon papinya. Jangan campuri kehidupan saya. Itu hak saya. Hati orangtua mana yang tidak miris mendengar perkataan itu," keluh ibunda Qory, Fariyawati sambil menangis di depan para wartawan di Padepokan Ustad Cilik (Ucil)  Jalan Pinang Mas I, Pondok Indah, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, Senin (6/9/2010) malam.

Walaupun Qory bersikap seperti itu, kedua orangtuanya masih berusaha sabar dalam menghadapinya. Kini Qory tinggal tidak bersama kedua orangtuanya, melainkan di apartemennya di bilangan Rasuna Said.

"Saya sampai sekarang masih kasih keperluan-keperluan dia, uang jajannya juga sudah. Dia pernah pulang ke rumah tapi hanya ambil barang-barangnya saja. Tidak pernah ketemu bagaimana bisa tegur sapa," papar Fariyawati tampak khawatir.

Sang ibu pernah berusaha untuk mendekati Qory dengan mengunjunginya di apartemen Rasuna Said. Namun usahanya sia-sia. Sekarang kedua orangtuanya hanya menunggu perubahan sikap Qory.

"Saya punya prinsip agama, bukannya nggak mau menjemput dia. Saya akan mencoba rukiah. Dia sudah melarang untuk tidak mengajak saya ke dukun. Padahal ini rukiah, anak ini sangat labil jadi harus saya ajarkan sekarang. Sekarang saya menunggu perubahan sikapnya," jelas Fariyawati.


BERITA TEKAIT LAIN :

Qory 'Puteri Indonesia' Gedor Syariat Aceh?
Headline
Kemenangan Qory Sandioriva asal Aceh dalam kontes kecantikan Pemilihan Puteri Indonesia 2009 mengejutkan banyak pihak. Sebab dalam menggapai kemenangan kontes itu, Qory menaggalkan atribut seperti jilbab yang selama ini identik dengan perempuan Aceh.
Jakarta Kemenangan Qory Sandioriva asal Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) dalam kontes kecantikan Pemilihan Puteri Indonesia 2009 mengejutkan banyak pihak. Sebab dalam menggapai kemenangan kontes itu, Qory menaggalkan atribut seperti jilbab yang selama ini identik dengan perempuan Aceh. Inikah simbol perlawanan perempuan Aceh terhadap Perda Syariat Islam di NAD?

Qory memang hadir berbeda dengan delegasi dari Aceh dalam kontes serupa di tahun-tahun sebelumnya. Aceh memang tak pernah absen mengirimkan delegasinya dalam kontes kecantikan itu. Namun, perempuan Aceh yang dikirim dalam kontes kecantikan tak pernah absen dengan atibut khas Aceh, yakitu jilbab dan busana muslimah. Qory hadir berbeda, atribut itu ia tanggalkan.
Meski demikian, Qory cukup sadar dengan pilihannya menanggalkan atribut muslimah yang dikenakan mayoritas perempuan Aceh itu. Ia mengaku telah mengantongi izin dari orang tua dan pemerintah daerah NAD.
"Saya menanggalkan jilbab saya dengan izin dari Pemda Aceh. Semoga keputusan saya bisa diterima," ujarnya saat menjawab pertanyaan host acara malam final Puteri Indonesia 2009 Charles Bonar Sirait.
Meski jawaban itu dibantah sendiri oleh Qory yang mengaku sebenarnya, sehari-hari ia tak mengenakan jilbab. "Saya sebenarnya memang dari awal sehari-hari tidak mengenakan jilbab," jelasnya.
Terlepas dari hal itu, konsekwensi atas kemenangan itu pula, Qory juga dapat dipastikan mengikuti kontes ratu sejagad tahun depan. Seperti sebelumnya, kontes ratu sejagad ini selalu menimbulkan kontroversi di Tanah Air, karena peserta harus melakukan sesi pemotretan dengan busana swim suit alias bikini.
Kemenangan Qory jelas menimbulkan polemik. Pihak yang selama ini kontra dengan penerapan syariat Islam di Aceh, menyambut positif kemenangan Qory dalam kontes kecantikan ini. Apalagi tak selang lama sebelum pemilihan kontes kecantikan ini, pada 14 September lalu, DPR Aceh telah mengesahkan Qanun Jinayat (Perda Pidana Islam) di bumi Serambi Mekkah.
Sementara kalangan ulama Aceh bereaksi keras atas kemenangan Qory dalam kontes kecantikan tersebut. Qory dinilai bukanlah representasi perempuan Aceh dan tidak berhak mengatasnamakan Aceh.
"Qory bukan cerminan putri Aceh. Untuk itu, ia tidak berhak mengatasnamakan rakyat Aceh. Ini sangat kita sesalkan," kata Sekretaris Ulama Dayah Aceh (HUDA), Tengku Faisal Aly di Banda Aceh, Sabtu (10/10).
Faisal menegaskan, Qory berhak mengikuti kontes kecantikan tersebut. Meski Qory tidak berhak mengatasnamakan putri Aceh karena tidak mencerminkan budaya Aceh yang Islami. "Qory boleh saja mengikuti pemilihan Putri Indonesia. Itu hak dia. Tapi untuk menobatkan sebagai putri Aceh tidak bisa, karena dia tidak bisa menjaga sifat-sifat budaya Aceh yang Islami," ujarnya.
Sementara Antroplog Universitas Malikus Shalih Lhoksuemawe Teuku Kemal Fasya tidak ada korelasi kemenangan kandidat dari Aceh dengan penerapan syariat Islam di Aceh. "Itu kontes tentang pemilihan perempuan terkait dengan dengan penampilan fisik dan wawasan tertentu yang berhubungan dengan dunia wanita, dan saya tidak menganggap kemenangan ini menjadi pesan ideologis tertentu atas perempuan Aceh," ujarnya kepada INILAH.COM, di Jakarta, Minggu (11/10).
Lebih lanjut anggota Majelis Pertimbangan Pusat (MPP) Forum Mahasiswa Syariah se-Indonesia (Formasi) ini menegaskan, tidak perlu ditanggapi secara reaktif oleh pemuka agama Islam merespons kemenangan Qory yang asal NAD dengan tidak mengenakan jilbab. "Itu adalah pilihan-pilihan personal dari si perempuan, dan bukan representasi dari perempuan Aceh," cetusnya.
Ia yang menyebut, kemenangan Qory menjadi kebanggan sesaat dan dangkal bagi masyarakat Aceh. Kemal berharap, kemenangan Qory jangan dibesar-besarkan dan jangan didramatisasi secara berlebihan oleh masyarakat Aceh. "Jangan terlalu didramatisasi dan jangan terlalu dibesar-besarkan," cetus alumnus IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar