-->
w
| Tentang | Ketentuan| Privacy & Policy | Disclaimer | | Alamat : Jalan Desa Harapan Sudirman No. 71A Duri Riau 28884 |
| ☎ Call / Chat Wa : 0853 6582 0822 | ✉ Email :admin@duririau.com |

Kami menjual Rumah Siap Huni, Kaplingan Strategis, juga menerima Borongan Bangunan




Harga Promo Khusus Member, Ayo bergabung, S & K Berlaku



Popular Post

Selasa, 23 November 2010

NOKIA 2 SIM CARD

Dual SIM Card. Kalimat tersebut tentu sangat melekat erat dengan image tentang handphone-handphone buatan China yang mulai merambah masuk ke Indonesia pada sekitar awal tahun 2007. Dimulai dengan teknologi dual sim card yang hanya aktif salah satu − dengan metode switch untuk mengaktifkan sim card yang lainnya − kemudian berkembang beberapa bulan kemudian menjadi dual on − kedua sim card bisa aktif secara bersamaan. Pada awalnya hanya dua sim card GSM, kemudian berkembang lagi menjadi antara GSM dan CDMA. Bahkan, sekarang ini sudah ada yang triple sim card dan ketiganya bisa aktif secara bersamaan! Ternyata tidak berhenti sampai di situ saja karena dengan teknologi hybrid, pengguna bisa memilih dual on GSM-GSM atau GSM-CDMA pada sebuah unit handphone yang sama!!!

Harus diakui bahwa untuk teknologi dual on sim card China adalah jagonya, dan rajanya, karena memang secara global pun pasar jenis ini dikuasai oleh handphone buatan China, mulai dari merek yang sudah mendunia seperti Huawei, sampai merek abal-abal yang bisa dipesan sesuai dengan keinginan distributor merek lokal di dalam negeri.

Bagaimana dengan merek-merek ternama? Ternama dalam hal ini definisinya adalah merek-merek yang secara konstan menghuni peringkat 5 besar dunia − meskipun pada akhirnya ada yang sempat terlempar dari 5 besar juga − seperti Nokia, Samsung, LG, atau Sony Ericsson. Di antara jajaran merek-merek besar tersebut sepertinya hanya Samsung yang cukup konsisten merilis handphone dual sim card meskipun terbilang sangat sangat jarang. Jumlah produknya secara total masih dapat dihitung dengan jari, ada yang dual GSM-GSM dan ada pula yang dual GSM-CDMA. Hanya saja rata-rata produk yang dirilisnya termasuk kategori menengah ke atas. Bahkan salah satunya seingat saya pernah dijual dengan harga awal di atas 6 juta rupiah. Tentu saja akan kalah saing dengan produk China yang harganya bisa di bawah 1 juta.

Tahun ini LG pun merilis handphone dual sim card dual on yang spesifikasinya termasuk kelas menengah. Tidak ada yang istimewa dari handphone ini kecuali dual sim card-nya.

Nokia sepertinya tidak mau ketinggalan, meskipun secara teknologi dan waktu memang jauh ketinggalan dari handphone buatan China, akhirnya terjun juga ke pasar ini dengan diumumkannya dua buah handphone seri C yang berteknologi dual sim card. Lucunya, atau anehnya − terserah mau bilang yang mana − sudahlah pula ketinggalan, salah satu produk seri C seperti mundur ke belakang lagi karena meskipun memiliki dua slot sim card tapi aktifnya harus secara bergantian, persis seperti jaman awal handphone China dual sim card mulai dirilis, lebih dari 3 tahun yang lalu. Untungnya handphone dengan dual sim card yang satunya lagi sudah bisa aktif secara bersamaan atau dual on selayaknya teknologi “sekarang”.

Meskipun demikian, Nokia sepertinya masih setengah hati dan belum berani mengambil resiko yang besar karena masuknya ke pasar dual sim card ini hanya diwakili oleh handphone pada kelas bawah., segmen pasar pada rentang harga 500 ribuan rupiah dengan fitur sangat sederhana, kalau tidak mau dibilang seadanya.

Kedua handphone Nokia yang dimaksud di atas adalah C1-00 (dual sim card, satu standby) dan C2-00 (dua sim card, dual standby/dual on).

Berikut adalah press release dari Nokia untuk kedua handphone tersebut, termasuk dua handphone lain, yaitu C1-01 dan C1-02 yang hanya memiliki satu slot sim card.

 
Beberapa waktu lalu, Nokia meluncurkan Nokia C3 di Indonesia. Selang beberapa hari, Nokia memperkenalkan empat varian baru ponsel seri C dengan harga terjangkau yang disasarkan pada segmen pengguna tingkat awal (entry-level user).

Empat ponsel berdesain candybar itu, seperti dilansir laman Cellular News, Jumat 4 Juni 2010, adalah trio Nokia C1, termasuk C1-00, C1-01, dan C1-02, serta Nokia C2.

Seperti diketahui, beberapa tahun terakhir, pangsa pasar Nokia secara global tergerus sedikit demi sedikit sejak kehadiran ponsel-ponsel murah dan smartphone, terutama di pasar negara-negara berkembang.

Di Indonesia, terlihat jelas bahwa animo pasar cukup besar menyambut kehadiran ponsel-ponsel China, yang mengklaim sebagai ponsel merek lokal, karena harganya yang relatif murah.

Menyiasati situasi tersebut, untuk mempertahankan kepemimpinannya di pasar negara berkembang, raksasa vendor ponsel asal Finlandia itu mencoba bangkit dengan berbagai strategi. Di antaranya dengan menghadirkan ponsel anyar berbujet rendah.



Nokia C1, yang akan dipasarkan dengan harga mulai 30 euro atau Rp 330 ribu (belum termasuk pajak), menjadi ponsel seri C termurah yang menawarkan fitur dual SIM. "Pengguna bisa dengan mudah menahan tombol bawah untuk mengganti kartu SIM. Ini akan membantu fleksibilitas pengguna saat mereka bepergian ke luar daerah atau bahkan lintas negara," ujar Alex Lambeek, vice president Nokia.

Selain dual SIM, raja ponsel dunia itu juga mengunggulkan usia baterai. Tiap-tiap baterai yang disematkan pada tiga seri C1 diyakini mampu bertahan hingga enam minggu, waktu standby terlama yang pernah diklaim untuk produk Nokia.




Namun, kemampuan C1 benar-benar terbatas. Selain hanya menampung 500 phonebook, ia juga tak memiliki akses data GPRS, Wi-Fi, USB, Bluetooth, bahkan kamera.


Nokia C2 relatif lebih baik. Dari segi desain pun, fisiknya nampak lebih elegan. Selain menampung phonebook hingga 1.000 entri, ponsel berkamera VGA (640x480 piksel) ini juga dilengkapi dengan akses data GPRS (32-48 kbps). Di samping itu, C2 juga mempunyai Bluetooth, Java platform, dan microSD yang bisa dikembangkan hingga 32GB.

Untuk harga retail, keempat seri C ini diestimasi berkisar di antara 30-45 euro atau 335-500 ribu rupiah.  Nokia C1-00 kemungkinan akan dibanderol dengan harga 30 euro, C1-02 di harga 35 euro, C1-01 39 euro, dan C2 sekitar 45 euro.

Nokia C1 (C1-00) dijadwalkan akan beredar pada kuartal ketiga tahun ini, dan C1 (C1-01) akan menyusul di kuartal berikutnya. Sementara Nokia C1 (C1-02) dan Nokia C2 akan mulai dikapalkan pada akhir tahun 2010. Belum ada keterangan resmi dari Nokia lebih lanjut terkait pengapalannya di Asia atau Indonesia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar